Selasa, 19 April 2011

Simpan Listrik dalam Udara Cair

Sebuah perusahaan asal Inggris mengembangkan teknik menyimpan energi yang dihasilkan dari pembangkit tenaga angin dan sinar matahari. Teknik itu menggunakan udara yang tersimpan dalam bentuk cair. Sumber energi terbarui memiliki jangka waktu karena matahari tidak selalu menerangi suatu lokasi sepanjang waktu dan angin juga tidak selalu bertiup. Akan tetapi, listrik tetap dibutuhkan pada saat tiada sinar matahari atau angin.

Untuk menjawab masalah itulah, Highview Power Storage mengembangkan sebuah cara untuk menyimpan energi yang dihasilkan oleh angin dan sinar matahari agar dapat digunakan sebagai cadangan saat kedua elemen alam tersebut sedang tidak tersedia. Sistem Cryo Energy milik perusahaan itu menggunakan kelebihan listrik untuk menyalakan mesin pendingin udara. Mesin tersebut menurunkan temperatur udara menjadi -196 derajat celsius sehingga udara menjadi cair. Cairan itu ditampung di dalam tangki terisolasi dengan tekanan rendah.

Saat permintaan listrik tinggi, udara cair itu dilepaskan ke sebuah tempat yang temperaturnya sedikit lebih hangat daripada -196 derajat celsius sehingga berubah menjadi gas, yang digunakan untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan listrik. Sistem ini hanya mampu menghasilkan efisiensi sebesar 50 persen. Artinya, listrik yang dihasilkan hanya 50 persen dibandingkan listrik yang dipakai untuk sistem pendinginan. Efisiensi meningkat menjadi 70 persen ketika udara hangat digunakan. Menurut Highview Power Storage, efisiensi bisa semakin meningkat apabila sistem ini dipasang pada fasilitas yang memiliki pembuangan panas.

Sistem lain, yang dapat digunakan untuk menyimpan energi, menggunakan air. Kelebihan listrik dipakai untuk memompa air ke tempat penampungan yang posisinya tinggi. Ketika listrik dibutuhkan, air dialirkan ke bawah melewati bendungan dan memutar turbin. “Air pompaan ini lebih mahal dan tidak seportabel sistem CryoEnergy,” tulis sebuah artikel di majalah Gizmag.

Cara lain untuk menyimpan energi adalah dengan baterai. Namun, biaya untuk penyimpanan itu adalah 4.000 dollar AS per kilowatt (KW). CryoEnergy hanya menelan biaya 1.000 dollar AS per KW.
Proyek CryoEnergy saat ini sudah berjalan di Skotlandia selama 9 bulan. Highview berencana membangun sistem berskala komersial dengan kapasitas 3,5 MW. Pada tahun 2014, mereka berencana membuat 8 MW sampai 10 MW.

Sumber: Kompas.com

Sabtu, 02 April 2011

Studi Banding Himamia

Dengan perkembangan yang begitu cepat, diperlukan kesinergian antara individu dengan perubahan yang ada, untuk mencapai kata harmoni.

Himpunan Mahasiswa Kimia (Himamia) Unnes akan melaksanakan Studi Banding (Stuba) di KMK Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM), pada Tanggal 16 Maret 2011.


Harapan kami, dari sana akan tergali begitu banyak ilmu untuk menjayakan kimia ke depan kelak. Mewujudkan motto "Satu langkah lebih maju dari yang lainnya", sehingga tidak hanya menjadi motto yang usang, yang entah kapan tercapai.

Oleh karena itu, kami memohon dukungan dari semua pihak, khususnya teman-teman warga Kimia untuk senantiasa berjalan bersama kami. Senantiasa bergerak bergandeng tangan dan saling mengingatkan, karena perubahan itu dari, oleh dan untuk kita, bukan kami atau kalian.

Tetap semangat! Jaya Kimia!